Polisi menetapkan Bos Mecimapro sebagai tersangka kasus penggelapan dana konser TWICE. Foto/Riyan Rizki
JAKARTA – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menetapkan Direktur PT MCP atau Mecimapro, FDM sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana penggelapan dana. Ia diduga menggelapkan dana investasi PT Media Inspirasi Bangsa (MIB) untuk konser musik Kpop TWICE sebesar Rp10 miliar.
Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan peritiwa ini bermula ketika Direktur PT MIB menjalin kerjasama pembiayaan penyelenggaraan konser TWICE bersama Mecimapro pada 17 Oktober 2023.
“Keuntungan yang ditawarkan oleh terlapor adalah 23 persen dikarenakan itu korban tertarik dan menyerahkan uang Rp100 miliar. Namun sampai dengan dilaporkan, yang dijanjikan berikut modal tak kunjung diberikan,” kata Reonald kepada wartawan, Jumat (31/10/2025).
Baca Juga : Ditangkap Terkait Narkoba, Onadio Leonardo Diperiksa Intensif oleh Penyidik
Atas kejadian tersebut, korban telah dirugikan dan melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya.
Kasus penggelapan dana konser TWICE ini membawa perhatian publik dan memunculkan banyak spekulasi. Isu ini bukan hanya sekadar masalah hukum, tetapi juga berdampak terhadap reputasi sejumlah pihak yang terlibat. Ketika dana sebesar itu gagal dialokasikan dengan benar, dampaknya bisa merembet ke banyak aspek, mulai dari kerugian finansial hingga dampak sosial.
Belum lama ini, dunia hiburan di Indonesia dikejutkan oleh berita mengejutkan ini. Pengaturan dan pengelolaan dana dalam konser berskala besar memang memerlukan ketelitian dan integritas yang tinggi. Namun, kasus ini menunjukkan bahwa tidak semua orang dapat memenuhi ekspektasi tersebut.
Perjalanan Kasus dari Awal Hingga Penetapan Tersangka
Kasus ini bermula dari kesepakatan antara PT MIB dan Mecimapro untuk membiayai penyelenggaraan konser. Pada tanggal 17 Oktober 2023, kedua belah pihak sepakat berinvestasi besar demi kesuksesan acara. Namun, tidak lama setelah kesepakatan ini, mula muncul kecurigaan terkait pengelolaan danpenggunaan dana tersebut.
Setelah dilakukan penyelidikan, pihak kepolisian menemukan banyak bukti yang mengarah kepada dugaan penggelapan. Investigasi ini melibatkan komunikasi antara pelapor dan terlapor yang menunjukkan tidak adanya persetujuan yang jelas mengenai penggunaan dana. Sebuah kesalahan fatal dalam proses yang seharusnya transparan.
Dari pernyataan resmi pihak kepolisian, terbukti bahwa jumlah dana yang disetor jauh lebih besar daripada yang diinvestasikan. Ini menjadi titik balik yang menguatkan laporan korban kepada pihak berwajib. Pihak kepolisian pun kemudian bergerak cepat dalam menyelidiki kasus ini.
Dengan ditetapkannya tersangka, FDM dihadapkan pada konsekuensi hukum yang serius. Jika terbukti bersalah, ia bisa dikenakan sanksi berupa pidana penjara dan denda yang cukup besar. Tindakan penggelapan yang dilakukan bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga prinsip etika dalam berbisnis.
Selain dari segi hukum, pelaku juga harus menghadapi konsekuensi sosial yang tak kalah berat. Reputasi yang dibangun selama ini bisa hancur dalam sekejap. Hubungan profesional serta kepercayaan publik pun menjadi taruhannya.
Di dunia bisnis, terutama dalam industri hiburan, integritas adalah segalanya. Penggelapan seperti ini bisa menciptakan distrust di kalangan investor dan stakeholder lainnya. Situasi ini menjadi pengingat akan pentingnya transparansi dalam setiap transaksi keuangan.
Menyikapi Kasus Penggelapan Dana Konser Secara Bijak
Kejadian seperti ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam industri kreatif. Pentingnya melakukan due diligence sebelum investasi menjadi suatu keharusan. Para investor harus lebih teliti dan tidak mudah tergoda oleh janji-janji keuntungan yang menggiurkan.
Di sisi lain, pihak penyelenggara konser juga perlu meningkatkan sistem pengawasan dan akuntabilitas. Mewujudkan acara berkualitas tidak hanya bergantung pada ide kreatif, tetapi juga pada manajemen keuangan yang profesional dan terpercaya.
Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat praktik penggelapan dana tidak hanya berdampak pada pihak yang berinvestasi, tetapi juga pada masyarakat yang mencintai musik dan hiburan. Ketiadaan konser berkualitas akan mengurangi pengalaman positif bagi penikmat musik.
