Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 6 Km

Daftar isi:
Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, baru-baru ini mengalami letusan yang cukup signifikan. Kejadian ini terjadi pada malam hari, tepatnya pada tanggal 19 September 2025, dan menimbulkan spekulasi mengenai potensi dampaknya terhadap masyarakat sekitar.
Letusan tersebut disertai dengan semburan abu vulkanik setinggi enam kilometer, yang menandakan bahwa aktivitas vulkanis gunung ini meningkat drastis. Pengamatan yang dilakukan oleh petugas juga menunjukkan bahwa kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas yang cukup tebal.
Selama 17 menit, letusan Gunung Lewotobi Laki-laki terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum sebesar 47,3 milimeter. Hal ini menandakan bahwa aktivitas seismik gunung ini cukup signifikan dan harus diwaspadai oleh masyarakat di sekitarnya.
Aktivitas Vulkanik dan Dampaknya pada Masyarakat Sekitar
Letusan gunung ini terjadi pada waktu yang tidak terduga, dan masyarakat di sekitar segera mendengar suara gemuruh yang mengerikan. Suara tersebut terdengar hingga ke kawasan PPGA Lewotobi di Desa Pululera, menunjukkan bahwa letusan ini cukup kuat dan mengkhawatirkan.
Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki ketinggian sekitar 1.584 meter di atas permukaan laut dan saat ini berstatus awas. Status ini menunjukkan bahwa potensi risiko letusan lebih lanjut masih ada, dan masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Pihak berwenang memberikan imbauan agar warga tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan masyarakat dari kemungkinan yang lebih buruk.
Tindakan Pencegahan yang Perlu Diketahui oleh Warga
Masyarakat di sekitar diminta mewaspadai potensi banjir lahar saat terjadi hujan, terutama di daerah sekitar gunung. Mengingat letusan ini, potensi bencana lain seperti banjir lahar menjadi nyata dan harus diperhatikan oleh penduduk.
Penanganan situasi ini menjadi penting, terlebih bagi mereka yang tinggal di kawasan rawan yang berpotensi terdampak. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, penghuni desa sekitar perlu berpindah ke tempat yang lebih aman.
Sebagai langkah pencegahan lebih lanjut, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan masker dan penutup hidung dan mulut ketika berada di luar ruangan. Hal ini bertujuan untuk melindungi diri dari bahaya abu vulkanik yang bisa menyebabkan masalah pernapasan.
Peran Petugas dan Lembaga Terkait dalam Mengatasi Situasi
Petugas Pengamat Gunung Api (PPGA) telah aktif dalam memantau dan melaporkan setiap perubahan yang terjadi di Gunung Lewotobi Laki-laki. Emanuel Rofinus Bere, salah satu petugas, menjelaskan potensi bahaya yang ada dan langkah-langkah yang diambil untuk memberikan peringatan awal kepada masyarakat.
Pelaporan secara berkala dilakukan agar masyarakat terlindungi dan mendapatkan informasi terbaru mengenai aktivitas gunung. Upaya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam situasi darurat seperti ini.
Tindakan proaktif, seperti penyuluhan mengenai keselamatan, menjadi kunci dalam memitigasi risiko yang ditimbulkan oleh letusan. Dengan adanya peringatan dini, diharapkan masyarakat dapat bersiap dan mengurangi dampak yang mungkin terjadi.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now