59 Orang Diduga Terjebak Reruntuhan Gedung Ponpes di Sidoarjo

Daftar isi:
Kejadian tragis di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, mengharuskan tim SAR untuk beroperasi dengan cepat. Dengan 59 orang masih hilang, situasi ini menuntut perhatian dan kerja keras dari semua pihak.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto, mengungkapkan bahwa angka tersebut merupakan data awal yang masih terus diperbarui. Penyelamatan yang tengah berlangsung bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan para santri yang diduga terjebak di reruntuhan.
Hingga saat ini, tim pencarian telah melaksanakan berbagai langkah strategis dalam usaha menemukan para korban. Khawatir akan keberadaan mereka, Suharyanto mengimbau kepada keluarga untuk tetap optimis meski situasi semakin mengkhawatirkan.
Proses Pencarian Korban yang Menghadapi Berbagai Tantangan
Tim SAR gabungan yang kekurangan sumber daya terpaksa berhadapan dengan berbagai tantangan lapangan. Usai menemukan tujuh korban pada Rabu malam, evaluasi menggunakan alat deteksi modern ternyata tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Pihak berwenang menyatakan bahwa tanda-tanda kehidupan tidak terdeteksi lagi. Ini menambah kesedihan bagi keluarga yang menunggu kabar tentang santri mereka.
Dalam upaya melanjutkan pencarian, tim dituntut untuk lebih berhati-hati dan profesional. Pemakaian alat berat pun menjadi solusi untuk membersihkan reruntuhan demi menemukan korban yang masih hilang.
Kerja Sama Antar Instansi untuk Evakuasi Korban
Tidak kurang dari 219 personel gabungan dari TNI, Polri, dan berbagai institusi teknik terlibat dalam operasi penyelamatan ini. Setiap individu memiliki peran krusial dalam eksekusi strategi pencarian yang terus berubah.
Koordinasi antar instansi menjadi faktor penting dalam mempercepat proses evakuasi. Pengalaman tim dalam menangani situasi darurat turut berkontribusi dalam keberhasilan pencarian.
Selama tiga hari berlangsungnya operasi, 108 orang berhasil dievakuasi, dengan lima di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Informasi ini menjadi kabar duka yang menyentuh hati keluarga dan masyarakat luas.
Ketidakpastian yang Dihadapi Keluarga Korban
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, banyak keluarga korban yang mengungkapkan rasa cemas dan harapan. Suharyanto melakukan pendekatan humanis dengan berdialog langsung bersama mereka, mendengarkan aspirasi dan harapan mereka.
Keluarga yang bersedih berusaha tetap tegar di tengah hantaman berita buruk. Namun, pengumuman mengenai jumlah korban masih bisa bertambah menambah beban psikologis yang mereka tanggung.
Dalam suatu momen, Suharyanto merangkul perwakilan keluarga dan mengatur sepuluh dalam sebuah nota kesepakatan. Hal ini diharapkan mampu memberikan kepastian lebih kepada keluarga terkait langkah-langkah evakuasi selanjutnya.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now