Puluhan Siswa Keracunan Massal di Bandung Barat Masih Dirawat di RS

Daftar isi:
Ratusan siswa di Kabupaten Bandung Barat mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan yang disediakan dalam program Makan Bergizi Gratis. Hingga saat ini, sejumlah siswa masih menjalani perawatan di berbagai rumah sakit dan posko medis setempat untuk mendapatkan penanganan yang diperlukan.
Lebih dari 1.100 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual, dan muntah. Sebagian dari mereka juga mengeluhkan sesak napas dan kejang, yang semakin memperburuk kondisi mereka hingga memerlukan perawatan intensif.
Keracunan Massal dan Dampaknya terhadap Siswa di Bandung Barat
Total korban yang mengalami keracunan mencapai lebih dari 1.100 orang, termasuk beberapa guru yang turut terdampak. Para siswa diduga keracunan setelah mengonsumsi makanan yang dibagikan pada hari Rabu lalu, yang merupakan bagian dari program Makan Bergizi Gratis.
Saat ini, ada sekitar 16 siswa yang dirawat di Aula Kecamatan Cipongkor, sedangkan 35 siswa lainnya harus mendapatkan perhatian medis lebih intensif di Rumah Sakit Cililin. Gejala yang dialami para siswa ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang.
Pihak medis melaporkan bahwa meskipun sebagian besar gejala yang muncul bersifat umum, ada satu kasus yang menunjukkan gangguan penglihatan. Hal ini menambah keprihatinan mengenai kualitas makanan yang disajikan.
Evaluasi Proses Pengolahan Makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis
Orang tua siswa menjadi sangat khawatir dan trauma setelah insiden ini. Mereka mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis dan menyikapi proses pengolahan makanan yang dianggap kurang terkontrol.
Dalam pendapat salah satu orang tua, proses memasak seharusnya dilakukan di lingkungan sekolah untuk memastikan bahwa kualitas dan keamanan makanan dapat dikontrol dengan baik. Ini diharapkan dapat menghindari kejadian serupa di masa mendatang.
Kekhawatiran ini juga mencakup bagaimana makanan disuplai dari luar sekolah, di mana sering kali tidak ada kejelasan mengenai standar keamanan dan kebersihan makanan tersebut. Mereka ingin sistem yang lebih transparan dan aman untuk anak-anak.
Respon dari Pihak Berwenang dan Masyarakat
Pihak berwenang segera merespons dengan memantau kesehatan para siswa yang terdampak. Mereka melakukan investigasi untuk menentukan penyebab pasti dari keracunan massal ini agar kejadian serupa tidak terulang.
Pemerintah daerah diminta untuk membuat kebijakan yang lebih ketat mengenai program makan gratis, termasuk pengawasan proses penyediaan makanan agar sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku. Para siswa dan orang tua berharap adanya perbaikan dalam program tersebut di masa depan.
Seiring dengan adanya insiden ini, masyarakat pun mulai bersuara menuntut perubahan. Mereka menyuarakan pentingnya pertanggungjawaban dari penyedia makanan dan meminta agar ada tindakan konkret untuk mencegah kejadian serupa kembali terjadi.
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now